Cerita
Pendek, itulah dua kata yang membuatku pusing belakangan ini. Tugas pelajaran
Bahasa Indonesia yang diberikan Bu Wahyu ini sangat membuat otakku berpikir
keras. Cerpen yang dibuat harus berdasarkan pengalaman pribadi. Itulah inti
dari permasalahanku. Pengalaman pribadiku bukanlah sesuatu hal yang menarik
untuk dijadikan cerpen menurutku.
Tugas
ini mungkin sangatlah mudah bagi beberapa teman-temanku yang lain. Seperti ayu
yang hobbinya memang mengarang, tugas ini menjadi hal mudah baginya. Begitu
juga dengan Shofi dan Shafira mereka sudah mulai mengerjakannya. Sedangkan aku
belum mulai menulis apapun. Setiap hari teman-temanku selalu mengingatkan
tentang tugas ini, cerpen cerpen dan cerpen membuatku ingin cepat-cepat untuk
segera menyelesaikan cerpenku.
Sebenarnya aku juga ingin cepat-cepat
menyelesaikannya, tapi ya bagaimana lagi. Pikiranku terasa tersumbat aku tidak
bisa menemukan ide apapun. Sempat terlintas olehku untuk menulis apa saja yang
bukan merupakan pengalaman pribadiku. Menurutku itu tidak terlalu buruk. Toh Bu
Wahyu, guru Bahasa Indonesiaku tidak akan tahu kebenaran ceritaku itu. Tapi
akhirnya aku berpikir dua kali untuk melakukannya. Sepanjang perjalanan pulang
sekolah, pikiranku masih tertuju ke tugas cerpenku. Aku paling tidak suka
dengan urusan karang-mengarang. Apalagi masalah pengalaman pribadi.
Menurutku,
cerita hidupku itu terlalu datar untuk dijadikan sebuah cerpen. Setahuku cerpen
haruslah menarik, penuh kejutan, dan berkesan. Lalu, kalau harus berdasarkan pengalaman
pribadiku, menyerahlah aku. Kuputar otak mengingat hal menarik apa yang pernah
kualami untuk dijadikan bahan cerpen. Lama aku berpikir. Dan hasilnya kosong,
aku tidak bisa menemukan hal apapun yang menarik. Aku mencoba mencari inspirasi
dengan membaca cerpen di majalah, mencari di internet, hingga menghayati drama
di televisi, namun hasilnya nihil tidak ada yang berhasil. Semua cerita yang
kulihat itu terlalu langka bagiku. Mengapa? Ya, karena aku merasa tidak pernah
dan tidak akan mungkin mengalaminya. Mulai dari cerita cinta yang tidak
direstui lalu cerita cinta yang ditemui dengan cara yang unik, seorang biasa
bisa hidup bersama seorang yang hebat, seseorang yang sederhana bisa dicintai
seseorang yang sempurna, keberhasilan menggapai mimpi, keberuntungan yang tiada
henti.
Ah
semua itu terlalu wah bagiku. Seperti yang kubilang tadi, terlalu indah untuk
jadi kenyataan. Dan akhirnya aku menyerah dan memutuskan untuk tidur. Sampai
pada hari Rabu aku menemukan ispirasi,
berawal dari membaca beberapa cerpen teman-teman ku di kelas yang sudah
selesai membuat cerpen. Ketika aku membaca milik lili yang cerpenya hampir sama
dengan kehidupan ku wah ternyata aku baru menyadari bahwa aku mempunyai cerita
hidup yang telah lama ku lupakan.
Maklum
karena cerita ini sudah lama terjadi mungkin tiga tahun yang lalu. Lagi pula
aku sangka cerita ini mungkin taka da yang percaya. Mengapa aku berkata
demikian karena aku rasa cerita ku ini sangat drama padahal tak pernah aku
berfikir bahwa kenangan Persahabatan ini bisa ku angat menjadi cerpen
pengalaman pribadi ku, dan akhirnya aku memutuskan untuk membahasnya kembali
melalui cerpen ini.
Hem….hemm…..hem…
Cinta itu ibarat perang, berawalan
dengan mudah namun sulit di akhiri.
***
Suatu hari, bermula dari pertemuan-pertemuan
yang menyenangkan disekolah. Kebiasaan-kebiasaan ramah, saling bertatap wajah.
Bercanda gurau habiskan masa-masa sekolah
penuh suka, penuh gembira. Hampir semua masa-masa itu tak pernah hilang
sedikitpun di benakku. Hem … Mungkin itulah salah satu yang dinamakan suka Hingga akhirnya tercipta
sebuah rasa yang dinamakan cinta.
Sebenarnya aku tak terlalu mengerti apakah cinta yang ku alami cinta
sejati atau hanya sekedar cinta monyet, ya …. Aku sih gak terlalu ambil pusing
yang aku tau hanyalah perasaan suka dan suka.
Tak
terasa masa-masa sekolah akan berakhir didepan matanya, mungkin kalian agak
sedikit binggung tapi begitu lah yang terjadi,
Masa muda yang penuh cita siap menantang dunia berupaya mengubah jalan
cerita di hidupnya. Namun ada cinta yang merangkul rasa menemani ceria yang
sebentar lagi akan berbalut luka. Karena akan berpisah selamanya. Inilah
kebinggugan yang kalian pertanyakan mengapa masa-masa sekolahnya akan berakhir ?.
Begini ceritanya.
Aku dan Reza, sejak kecil sampai remaja
atau lebih tepatnya SMP kami selalu bersama. Alasan apapun tak pernah membuat
kami berpisah. Tak pula kami hanya
sahabat saja, melainkan sejoli yang tangguh dan kokoh dalam persahabatannya.
Meski aku tahu bahwa reza tak bisa bertahan hidup lebih lama dari diri ku. Hal
itu tak membuatnya goyah atau pun menyerah mencintai dan menyayangi aku sebagai
sahabatnya . Segala sesuatu baik sekolah, tempat les, tempat makan dan mainan
kesukaan kami selalu satu selerah, mungkin karena kebiasaan selalu bersama, ya
itulah faktor utama selain itu keluarga ku dan keluarga reza juga dekat upsstt
dekat dalam artian tetangga, hehehe……tapi suatu ketika ada hal yang membuat
kami harus terpisah jauh, jauh dan jauh sekali.
Hem… pasti kalian berfikir jauh dalam artian
Reza pergi meninggalkan Dunia. Huzzt gak kok Reza memang sakit tapi sakit yang
Ia derita itu belum parah. Hanya saja,
Reza tak kuasa menahan Air mata ketika Aku akan mengatakan bahwa seminggu lagi
aku akan pergi meninggalkan dia di saat
dia dalam keadaan yang butuh kesenangan, canda tawa dan seseorang yang mengerti
Dia, bagaimana tidak aku akan meninggalkann kota itu bersama-sama dengan
kenagan yang indah bersamanya. Hem.. sebenarnya aku tak mau pindah tapi
semua itu karena aku harus ikut bersama
keluarga ku karena Ayah ku pindah Tugas. Sempat aku terdiam saat melihat reza
menangis dalam benak ku apakah reza menagis karena dia menganggap aku sebagai
sahabat atau lebih (rasa Cinta). Maklum, waktu itu aku baru saja lulus SMP jadi
aku masih bodoh dalam urusan cinta bahkan sampai sekarang aku tak mengerti
cinta yang sesungguhnya itu bagaimana.
Dua hari sebelum aku berangkat aku pergi kesekolah untuk mengambil surat
keterangan Hasil UJian (SKHU). Tepat dibelakang sekolah akan jadi saksi
perpisahan cinta . Tempat favorit yang sering kami kunjungi untuk mendengarkan lagu kesukaan
bersama, belajar bersama, menikmati indahnya sunset yang jingga saat bimbel,
tempat yang penuh akan kenagan manis .
pada masa-masa bersama dulu. Itu semua akan jadi kenangan yang kemudian akan segera pudar sebagaimana tinta hitam yang melekat pada kertas putih kemudian terkena air lalu memudar dan akhirnya menghilang.
pada masa-masa bersama dulu. Itu semua akan jadi kenangan yang kemudian akan segera pudar sebagaimana tinta hitam yang melekat pada kertas putih kemudian terkena air lalu memudar dan akhirnya menghilang.
Begitulah yang ku harapkan agar reza
bisa melupakan ku dengan cepat. Tiba-tiba aku melihat reza sedang duduk sendiri
di taman itu, tempat kami selalu bersama bercanda. Awalnya aku ingin
menghampiri dia tapi aku takut ini akan membuat dia sedih.
Aku hanya bisa mengirimkan pesan
singkat kepadanya aku menyayangi mu dan aku tidak ingin membuat mu membenci
aku. Tidak lama kemudian mungkin 3 menit pesan baru masuk dan yaa.. betul
sekali dia membalas pesan ku dan mengatakan aku juga menyayangi mu tapi hanya
sebatas seorang sahabat J.
Karena saat ini keadaan ku saat ini sangat jauh dari perkiraan semua orang, hidup ku saat ini
hanya untuk belajar dan melayani Tuhan sampai batas waktu yang telah
ditentukannya J.
Dalam hati ku agak sedikit malu karena
ternyata semua rasa yang ku alami hanya bertepuk sebelah tanggan. Tapi dilain
sisi aku juga sangat senang karena hal yang selama ini ku takutkan tak akan
terjadi. Hem ternyata semua tangis dan kenagan indah bersamanya hanya sebata
sahabat . tiba waktu nya aku akan pergi
Tak sedikit air mataku yang tertumpah
untuk semuanya, manakala melihat tempat yang sering kami lalui berdua hanya akan jadi kenangan.
Tak kalah hebat persahabatan cinta
kami, hanya menjadi korban rasa itu hal biasa untuk ku. Berpura-pura lupa telah
mencintai dan menyiksa hatinya demi kebohongan belaka. Hingga aku tak terluka
lagi dihati. Meski ceroboh tapi reza sudah menjadi sahabat sekalius orang yang
ku cintai.
Tak terasa sampai pada waktu dimana
bertahun –tahun kebersamaan kami hanya tersisa 1 jam saja.Tak banyak yang bisa
dipersembahkan Reza untuk aku yang waktunya hanya tersisa satu jam saja.
Kemudian handphoneku berdering. Tak lama membuka handphone, airmataku rasanya
ingin bercucuran di pipi, tapi aku
mencoba menahan toh malu bukan kalo aku menangis di bandara . ‘waktu anda
tersisa 1 jam’ begitulah tertulis pada catatan handphonenya. Pantas airmatanya
berderai.
“Kenapa Reza .” (Aku bertanya kepada nya)
“Kenapa Reza .” (Aku bertanya kepada nya)
“Aku hanya bahagia pernah berdampingan denganmu. Airmata ini sepertinya tulus ibgin keluar dari mataku,” Reza hanya tersenyum agar aku tak mengkhawatirkan perasaannya.
“Meski itu bohong tapi aku bahagia mendengar ucapanmu,” tepis ku.
Reza hanya tersenyum..
“Hanya ada satu jam waktuku bersamamu, lalu apa yang kamu inginkan dariku? Apa aku harus melompat dari gedung tertinggi itu,” ujar Reza menunjuk gedung paling tinggi ditempat mereka berada, “Atau kamu mau aku menunggumu kembali?” lanjut Reza.
Airmata tulus mulai meleleh dari mata ku. “Sudah saatnya aku melupakan reza dan menutup lembaran lama
“Kalaupun kudapatkan kesempatan itu.
Aku hanya ingin memperbarui hidup ku di kota yang baru dengan orangyang baru.”
Sama hal nya aku akan kelihatan bodoh.
Bagaimana tidak aku seprti orang bodoh
jika orang yang sama itu tiba-tiba menghilang? Mungkin kah Aku akan
menunggunya kembali!!! Kapanpun aku menemukannya, aku akan mencintainya lagi.
Seperti ini, iya benar-benar seperti ini.”
Aku menangis tanpa suara, melangkah tak bernada, kemudian bergerak, berdiri tepat membelakangi cowo itu (Reza).
Aku menangis tanpa suara, melangkah tak bernada, kemudian bergerak, berdiri tepat membelakangi cowo itu (Reza).
“Waktumu hanya tersisa setengah jam. Lalu apa yang kamu inginkan dariku?”
(kata reza)
“ aku ingin kamu pergi dan tak usah mengingat aku lagi (jawab ku)
Sekali lagi aku mohon, saat aku tiada jangan pernah berbalik untuk mencariku, biarkan saja aku menghilang. Kumohon biarkan aku jadi bagian terindah dimasa lalu mu. Biarkan aku tergantikan oleh orang lain.” Lanjutku terbata-bata
“ aku ingin kamu pergi dan tak usah mengingat aku lagi (jawab ku)
Sekali lagi aku mohon, saat aku tiada jangan pernah berbalik untuk mencariku, biarkan saja aku menghilang. Kumohon biarkan aku jadi bagian terindah dimasa lalu mu. Biarkan aku tergantikan oleh orang lain.” Lanjutku terbata-bata
Reza berkata mungkinkah kamu akan
datang di saat aku sudah tak melihat dunia lagi?, aku hanya menjawab kamu akan
sembuh, reza menjawab biarlah kisah kita yang kita lalui bersamaini baik
sebagai sahabat, saudara atau mungkin kamu menggangapnya lebih. Lalu aku hanya
menjawab inilah kehidupan kita. aku hanya bisa bekata ini lah cerita yang tak biasa, karena cinta kita akan abadi
di dalam persahabatan yang terus akan di kenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar